Stunting

Stunting merupakan perawakan pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang/tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 Standar Deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO, disebabkan kekurangan gizi kronik yang berhubungan dengan status sosioekonomi rendah, asupan nutrisi dan kesehatan ibu yang buruk, riwayat sakit berulang dan praktik pemberian makan pada bayi dan anak yang tidak tepat. Stunting menyebabkan hambatan dalam mencapai potensi fisik dan kognitif anak. (KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/1928/2022).



Dampak Buruk yang Dapat Ditimbulkan Oleh Stunting
  • 1. Jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.

  • 2. Dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua.



DATA STUNTING

ini adalah data sampel yang diambil dari pengecekan data yang ada di desa Pangerengan dibantu oleh ibu - ibu kader posyandu di SDN Kampung Baru II dan rekan - rekan mahasiswa dari KKNT PTM2D di desa Pangerangan.

Berdasarkan data yang diambil, terdapat :
  • * 5 bayi dengan Z-Score -2 SD sd +3 SD (normal)
  • * 1 bayi dengan Z-Score -3 SD sd <-2 SD (stunted)
  • * 6 bayi dengan Z-Score <-3 SD (severely stunted)

Solusi Menangatasi Anak Dari Stunting

Anak yang terindikasi stunting masih bisa ditangani, dengan catatan anak masih berusia di bawah lima tahun, dan lebih efektif jika masih di bawah dua tahun. Antara lain :

  • * Pemeriksaan rutin di posyandu
  • * Memberikan tambahan asupan gizi tinggi
  • * Memberikan suplemen dan vitamin yang dapat merangsang otak (Novita Sabjan, Kepala Dinkes Banyumas).